Para undangan yang hadir di acara peluncuran BLESS Indonesia pada 3 Juni 2025 lalu, menuliskan beragam bentuk rasa syukur di “Tree of Blessings”, mulai dari alam, koneksi, hingga harapan untuk masa depan. Semua pesan ini mencerminkan potensi luar biasa dari praktik syukur, terutama untuk pemimpin yang ingin membangun organisasi dengan fondasi nilai yang kuat. Kami telah merangkum beberapa ungkapan syukur yang bisa jadi pengingat manis untuk mengisi harimu dengan rasa syukur.
- Rasa syukur terhadap kehidupan dan alam
“Blessed by nature”, “Bless humanity & mother earth”, “Blessed for breathing” pesan-pesan ini mengingatkan bahwa hubungan dengan alam mampu menyuburkan batin. Penelitian silvotherapy menunjukkan bahwa merasakan syukur atas alam dapat memperkuat ikatan emosional dan mendorong perilaku pro-sosial seperti kebaikan dan empati (Forest Healing). Bagi pemimpin, rasa syukur terhadap alam bisa menjadi pemicu untuk terus menjaga lingkungan dan memberi contoh inspiratif. - Syukur karena terhubung dan kepemimpinan
Ada yang menulis, “Blessed to meet great leaders”, “Blessing of connecting & reconnecting with friends and old friends”. Gratitude dalam interaksi sosial sering disebut capitalization, yaitu merayakan momen positif bersama orang lain, sebuah cara efektif untuk memperdalam relasi. Riset juga memastikan bahwa pemimpin yang menunjukkan syukur membangun budaya kerja dengan kebahagiaan, rasa hormat, dan keterikatan lebih tinggi (PositivePsychology.com, Leadership Coaching, PositivePsychology.com). - Optimisme dan sebuah harapan
Pesan “today and tomorrow will be better than yesterday”, “Masih banyak harapan dari orang‑orang baik”, dan “Have a BLESSFUL lifetime” mengandung optimism. Broaden‑and‑build theory menyatakan bahwa emosi positif memperluas cakrawala berpikir dan membangun kapasitas psikologis serta sosial jangka panjang (Wikipedia). Pemimpin yang memupuk optimism dapat menularkan semangat ini dan menjadi bahan bakar untuk inovasi dan ketahanan tim. - Syukur lewat kata dan refleksi
Beberapa ucapan menunjukkan bentuk jurnal syukur seperti mencatat hal-hal sederhana yang patut disyukuri. Menurut Emmons & McCullough, praktik menuliskan tiga hal yang disyukuri (three good things) meningkatkan kebahagiaan lebih dari 10 % dan memperbaiki kesehatan fisik serta tidur (Competition and Market). Memberi ruang untuk menulis, bahkan seminggu sekali, sudah cukup efektif untuk melahirkan pemimpin yang lebih optimis dan resilient. - Syukur terkait empati dan relasi
Ucapan seperti “Love and kindness for all”, “Loved by peoples”, “All the BLESS! <3” mencerminkan harapan dan rasa syukur yang penuh dengan peningkatan empati, generositas, dan keintiman. Hal ini didukung oleh riset psikologi positif (psychologytoday.com, PositivePsychology.com, Wikipedia). Saat pemimpin menunjukkan apresiasi, dampaknya berlipat pada budaya tim, rasa empati bisa tumbuh semakin luas.
Masing-masing cabang dari Tree of Blessings yang dituliskan merepresentasikan bentuk syukur pada alam, relasi, harapan, dan refleksi. Praktik syukur seperti ini secara ilmiah terbukti:
- Meningkatkan rasa optimisme dan kebahagiaan
- Menurunkan stres dan memperbaiki kesehatan fisik serta tidur
- Memperkuat relasi interpersonal dan budaya organisasi yang suportif
Sebagai pemimpin, menanam syukur dalam kehidupan nyata melalui pesan, jurnal, atau pujian sederhana ke tim, bermakna besar. Mulailah dengan cara kecil seperti tulis satu hal yang disyukuri tiap pagi, sampaikan terima kasih pada satu orang tiap hari, atau rekam ucapan syukur untuk alam.