Saat jadwal harian semakin padat, seorang pemimpin cenderung mengedepankan produktivitas. Mereka seringkali melupakan dirinya sendiri sampai lupa cara bagaimana bernapas. Faktanya, memberi ruang sejenak untuk menyegarkan diri itu penting.
Pada saat momen launching BLESS 3 Juni 2025 lalu, kami mengumpulkan praktik sederhana dari peserta atau ‘Friends’-nya BLESS dan hasilnya menarik. Teman-teman BLESS memberikan tips dan trik bernapas versinya mulai dari merapikan rumah hingga mengirim pesan hangat.
- Memilih Diri Sendiri dengan Self‑Compassion
Beberapa teman menuliskan “memilih diri sendiri”, “istirahat”, “masukkan namamu ke dalam daftar orang yang kamu cintai”. Cara ini selaras dengan konsep self‑compassion dari Dr. Kristin Neff, yaitu memberi diri kebaikan saat menghadapi kesulitan (Verywell Mind). Riset pun menunjukkan bahwa self‑compassion mengurangi kecemasan dan tekanan, meningkatkan motivasi serta kesejahteraan emosional (University of Rochester Medical Center), sekaligus memperkuat rasa empati dan hubungan sosial (Allure). Praktik sederhana seperti menyapa diri sendiri, atau memberi izin untuk istirahat menjadi cara efektif mengatasi kelelahan. - Aktivasi dengan Aktif Bergerak Setiap Hari
“Baca buku, olahraga, bebersih rumah, bermain dengan tanaman”, menjadi tips yang patut dicoba, karena rangkaian aktivitas ringan ini mendukung metode behavioral activation (BA), terapi perilaku yang digunakan dalam CBT untuk menghambat gejala depresi dengan meningkatkan aktivitas yang bermakna (Michigan Medicine). BA dibuktikan sama efektifnya dengan CBT dalam mereduksi gejala depresi hingga 50 % dalam studi Lancet (TIME). Dengan menjadwalkan gerakan kecil, pemimpin BLESS bisa membalik keadaan stres menjadi energi yang lebih positif. - Menjaga Emosi dengan Kesadaran
“Tahan suara, berani mendengar, the way out is in”, inisiasi dari latihan emotional regulation. Teori dari Dr. James Gross menggarisbawahi pentingnya memberi ruang bagi emosi sebelum bereaksi. Ditambah dengan praktik mindfulness, latihan ini membantu mengelola stres dan kecemasan (Harvard Health). - Koneksi Sosial sebagai Penopang Mental
Catatan seperti “WA Teman” atau “berbuat baik agar ketemu orang baik” menyiratkan betapa koneksi itu hal yang kuat. Social baseline theory menjelaskan bahwa kehadiran orang lain menurunkan respons stres. Bahkan satu pesan singkat bisa mengembalikan mood positif. Self‑compassion pun memperkuat hubungan lewat dukungan emosional yang lebih stabil (PsychAlive). - Napas Sadar: Jembatan ke Ketenangan Batin
“Breathing!” menjadi salah satu life hack yang menonjol. Latihan napas dalam terbukti mengurangi respons stres fight-or-flight dan menurunkan tekanan darah (Harvard Health). Mindfulness berbasis napas dapat mengubah struktur otak dengan mengurangi ukuran amigdala (area pemicu stres) dan mempertebal bagian yang mendukung regulasi emosi (washingtonpost.com).
Penutup
Sebagai pemimpin, memberi ruang bagi diri sendiri adalah cara mudah yang bisa dibilang strategis. Setiap metode ini membentuk fondasi yang kuat untuk memimpin dengan kualitas jiwa yang stabil dan seimbang.
Cara pertama bisa dimulai dari hal kecil dengan baca satu halaman buku setiap pagi, kirim pesan support ke temanmu, atau tarik napas dengan penuh saat terasa lelah. Semua cara ini hadir sebagai pendamping aktivitasmu yang hangat dan nyata, mengingatkan bahwa jeda memiliki kekuatan transformatif.